ARTIKEL  

Diposting oleh gutten morgen....

Pendidikan Usia Dini Menjadi Landasan Pendidikan Selanjutnya

Sebelum memasuki dunia sekolah,pada zaman sekarang ini anak-anak memasuki dunia prasekolah dahulu,seperti program PAUD,yaitu pendidikan anak usia dini.Hal itu dimaksudkan agar mental anak dapat tertata dengan baik,sebelum mereka memasuki pendidikan sekolah.Drs.H.Agus Ruslan,M.MPd mengatakan bahwa keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Usia dini merupakan "usia emas" bagi seseorang, artinya bila seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang tepat, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya pada jenjang berikutnya.Berdasarkan ungkapan Drs.H.Agus Ruslan diatas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya pentingnya pendidikan anak usia dini.

Setiap jenjang pendidikan baik SD,SMP,SMA,pasti memiliki program pendidikan,tidak terkecuali PAUD.Meskipun PAUD bias dikatakan merupakan jeejang pendidikan prasekolah,namun PAUD memiliki program pendidikan seperti halnya jenjang pendidikan sekolah.Progran pendidikan diperlukan agar belajar dapat terealisasikan sesuai dengan harapan.Program PAUD menurut Drs.H.Agus Ruslan,M.MPd:

1.Day Care atau TPA (Taman Penitipan Anak)

Program ini berfungsi sebagai pelengkap pengasuhan orang tua. TPA dirancang khusus dengan program dan sarananya, untuk membantu pengasuhan anak selama ibunya bekerja
2.Pusat pengembangan anak yang terintegrasi yang memberikan pelayanan perbaikan gizi dan kesehatan Program ini bertujuan peningkatan kualitas hidup anak. Di Indonesia dikenal dengan nama Posyandu (pos pelayanan terpadu) yang memberikan pelayanan makanan bergizi, imunisasi, penimbangan berat badan anak, layanan kesehatan oleh dokter, pemeriksaan kesehatan keluarga berencana.
3. Pendidikan Ibu dan Anak
Yang menjadi tujuan adalah pendidikan ibu yang memiliki balita, dalam hal pendidikan dan pengasuhan anak.
4. Program Melalui Media
Media yang digunakan bisa media cetak, TV, Radio, dan Internet. Tahun 1980 Venezuela program dengan media dikenal sebagai "Project to Familia", dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, yang diberikan kepada Ibu. Program melalui TV saat ini bisa mengangkat jauh ke pelosok desa.
5. Program "Dari Anak Untuk Anak"
Pengasuhan adik oleh kakaknya terjadi secara spontan. Kakaknya diajarkan tentang pentingnya vaksinasi, gizi, dab bagaimana mendorong adik untuk berbicara, mengajak bermain, dan menyuapi adik, yang kemudian dipraktekkan dirumah..
Program ini dilakukan di sekolah formal dengan bekerja sama dengan pusat kesehatan, BKKBN, Departemen sosial dan pramuka. Program ini untuk pertama kalinya dilakukan di London.
6."Head Start" di Amerika

Tujuan "Head Start" adalah untuk memerangi kemiskinan, dengan cara membantu anak-anak untuk mempersiapkan mereka memasuki sekolah. Head Start memberikan sarana pendidikan, sosial, kesehatan, gigi, gizi dan kesehatan mental anak-anak yang berasal dari keluarga miskin.
7.Taman Kanak-kanak atau Kindergarten
TK merupakan buah fikiran Froebel dari Jerman, melalui konsep belajar melalui bermain yang berdasarkan minat anak, dimana anak sebagai pusat (child centered). Pola belajar sebelumnya adalah teacher centered seperti yang dilaksanakan di Amerika dengan menitikberatkan pada mata pelajaran.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa setiap jenjang pendidikan pasti memiliki program,begitupun juga dengan PAUD.Menurut Sumanto,program pendidikan anak usia dini bertujuan agar semua anak usia dini (usia 0-6 tahun), baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka. PAUD juga merupakan pendidikan persiapan untuk mengikuti jenjang pendidikan sekolah dasar. Secara lebih spesifik, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan melalui jalur formal seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, dan jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Selain apa yang telah diungkapkan oleh sismanto mengenai tujuan program PAUD,masih banyak para pakar yang mengemukakan idenya tentang tujuan sekolah,salah satunya adalah Martin Luther.Menurut Martin Luther tujuan utama sekolah adalah mengajarkan agama, dan keluarga merupakan institusi penting dalam pendidikan anak.Selain Martin Luther,masih banyak lagi para pakar yang membahas tentang tujuan sekolah maupun program PAUD.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan program pendidikan adalah untuk mendidik anak agar menjadi sosok dewasa yang baik dan berbudi luhur.

Untuk bisa tumbuh menjadi sosok anak yang berpendidikan dan berbudi baik,maka pemerintah menyediakan layanan-layanan bagi anak usia dini.Menurut Drs.H.Agus Ruslan,M.MPd.,layanan bagi anak usia dini antara lain: Anak usia dini meliputi usia 0 - 6 tahun. Pada usia 0 - 2 tahun pertumbuhan fisik jasmaniah dan pertumbuhan otak dilakukan melalui yandu (pelayanan terpadu) antara Depertemen Kesehatan, Depsosial, BKKBN dan Depdiknas. Dalam program PAUD, diharapkan Depdiknas menjadi "Leading Sector". Pada usia 2 - 4 tahun layanan dilakukan melalui penitipan anak (TPA) atau Play Group. Pada usia 4 - 6 tahun layanan dilakukan melalui Taman Kanak-kanak (TK - A dan TK - B).
Jenjang-jenjang pendidikan seperti Play Group atau Taman Kanak-kanak pasti memiliki kurikulum dan target-target.Kurikulum yang digunakan salah satunya adalah kurikulum berdasrkan perkembangan anak. Perkembangan anak secara umum ternyata bisa diukur dengan beberapa ukuran berikut: perkembangan fisik motorik, perkembangan kognitif, perkembangan moral & sosial, emosional, dan komunikasi (Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini:192. Penerbit: Hikayat Publishing.Yogyakarta)

Selain memiliki kurikulum dan target-target,pendidikan prasekolah juga memiliki teori perkembangan,antara lain adalah:

1. Teori perkembangan Psikososial Erikson
Ada empat tingkat perkembangan anak menurut Erikson, yaitu :
Pertama, usia anak 0 - 1 tahun yaitu trust Vs mistrust. Pengasuhan dengan kasih sayang yang tulus dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi menimbulkan "trust" pada bayi terhadap lingkungannya. Apabila sebaliknya akan menimbulkan "mistrust" yaitu kecemasan dan kecurigaan terhadap lingkungan.
Kedua, usia 2 - 3 tahun, yaitu autonomy Vs shame and doubt. Pengasuhan melalui dorongan untuk melakukan apa yang diinginkan anak, dan sesuai dengan waktu dan caranya sendiri dengan bimbingan orang tua/guru yang bijaksana, maka anak akan mengembangkan kesadaran autonomy. Sebaliknya apabila guru tidak sabar, banyak melarang anak, menimbulkan sikap ragu-ragu pada anak. Jangan membuat anak merasa malu.
Ketiga, usia 4 - 5 tahun, yaitu Inisiative Vs Guilt, yaitu pengasuhan dengan memberi dorongan untuk bereksperimen dengan bebas dalam lingkungannya. Guru dan orang tua tidak menjawab langsung pertanyaan anak (ingat metode Chaining nya Gagne), maka mendorong anak untuk berinisiatif sebaliknya, bila anak selalu dihalangi, pertanyakan anak disepelekan, maka anak akan selalu merasa bersalah.
Keempat, usia 6 - 11 tahun, yaitu Industry Vs Inferiority, bila anak dianggap sebagai "anak kecil" baik oleh orang tua, guru maupun lingkungannya, maka akan berkembang rasa rendah diri, dampaknya anak kurang suka melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual, dan kurang percaya diri.

2. Teori perkembangan Konitif Piaget
Ada tiga tahapan perkembangan kognitif anak menurut piaget, yaitu :
Pertama, tahap sensori motorik (usia 0 - 2 tahun) anak mendapatkan pengalaman dari tubuh dan indranya.
Kedua, tahap praoperasional. Anak berusaha menguasai simbol-simbol, (kata-kata) dan mampu mengungkapkan pengalamannya, meskipun tidak logis (pra-logis). Pada saat ini anak bersifat ego centris, melihat sesuatu dari dirinya (perception centration), yaitu melihat sesuatu dari satu ciri, sedangkan ciri lainnya diabaikan.
Ketiga, tahap operasional kongkrit. Pada tahap ini anak memahami dan berfikir yang bersifat kongkrit belum abstrak.
Keempat, tahap operasional formal. Pada tahap ini anak mampu berfikir abstrak.

Anak-anak usia dini hidup dalam dunia bermain. Meskipun demikian,tak ada salahnya jika orang tua memiliki rancangan bahan atau materi untuk mengisi hari-hari mereka.Dalam dunia bermain,anak-anak usia dini pasti mengalami perkembangan tingkah laku dalam bermain. Drs.H.Agus Ruslan,M.MPd. mengatakan bahwa bayi bermain dalam tingkat sensori motoris, dengan menjelajahi benda dan manusia yang ditemuinya, dan menyelidikinya. Pada akhir usia satu tahun ia mulai bermain dengan Ciluk - Ba. Kemudian ia bermain dengan menggunakan alat, dan pada usia menjelang sekolah ia bermain konstruktif, dengan benda dan beberapa aturan. Anak usia 3 tahun dapat bermain dengan berperan sebagai keluarga. Anak bisa bermain dengan peraturan, pada usia 7 - 12 tahun dan menunjukkan bahwa ia berada pada tahap kongkrit operasional.

Dalam perkembangan anak usia dini,peran orang tua sangatlah penting.Oleh karena itu,antara orang tua dengan PAUD pasti memiliki hubungan-hubungan penting.Hubungan orang tua dengan PAUD menurut Drs.H.Agus Ruslan,M.MPd. adalah,orang tua merupakan guru yang pertama bagi anak-anaknya. Apabila ada kerjasama antara orang tua dan anak akan menghasilkan :
- Peningkatan konsep diri pada orang tua dan anak,
- Peningkatan motivasi belajar, dan
- Peningkatan hasil belajar.
Keterlibatan orang tua, ada tiga kemungkinan, yaitu :
- Orientasi pada tugas.
- Orientasi pada proses.
- Orientasi pada perkembangan.
Komunikasi antara sekolah dengan orang tua bisa bersifat komunikasi resmi atau tidak resmi, kunjungan ke rumah, pertemuan orang tua, dan laporan berkala.

Seperti yang telah diungkapkan dalam judul di atas bahwa pendidikan anak usia dini merupakan landasan pendidikan selanjutnya,itu berarti keberhailan anak dalam dunia pendidikan tergantung pada pendidikannya di usia dini.Jika pendidikan pada usia dininya baik maka pendidikan selanjutnya akan menjadi baik,sebaliknya,jika pendidikan pada usia dininya jelek,maka pendidkannya pada jenjang berikutnya akan jelek pula.Karena pendidikan anak pada usia dini bias dikatakan sebagai pendidikan awal bagi anak-anak.

This entry was posted on 19.58 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar